Langsung ke konten utama

Harapan dan Kepercayaan


A. Harapan
         Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.

           Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis". Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi di mana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.

B. Mengapa manusia memiliki harapan?
             Semua teori mainstream mempunyai cara melihat tujuan sebuah sikap dan perilaku. Masalah terpenting adalah apa yang menyebabkan sebuah tujuan memunculkan motif pada diri manusia. Hal ini tentunya terkait dengan harapan yang ingin dicapai oleh seseorang dalam bersikap dan berperilaku.
               Tujuan yang ingin dicapai dan harapan yang ingin diraih erat kaitannya dengan keinginan yang sangat dalam diri seseorang. Hal yang perlu kita lihat adalah ambisi yang merupakan akumulasi dan kristalisasi dari kesemuanya. Ketika keinginan memuncak dan harapan sudah tak terbendung, sedangkan dari dalam individu tidak memiliki kemampuan untuk meredamnya muncullah yang kita sebut dengan Frustasi.
             Harapan adalah sumber kehidupan. tanpa harapan, kita akan dengan mudah menyerah dan memohon kematian lebih cepat dari seharusnya. Bukti mengesankan ini tidak hanya terjadi dalam fenomena manusia saja tetapi juga pada hewan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa ketika hewan ditempatkan dalam situasi yang tidak menyenangkan atau menyakitkan, dan tidak diberi kesempatan untuk melarikan diri, pada akhirnya mereka akan mati secara perlahan karena kehilangan harapan untuk hidup dalam situasi tersebut. Namun pada kasus yang berbeda, jika hewan-hewan itu berada pada situasi tak berdaya, kemudian mereka diberi beberapa waktu untuk mengetahui bahwa ada upaya untuk membebaskan diri dari situasi yang berbahaya itu, maka hewan-hewan itu akan hidup lebih lama dan terus berusaha melepaskan diri dari situasi tidak menyenangkan itu.

C. Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.


1. Kepercayaan terhadap Tuhan YME

        Keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan hal yang sangat penting ditanamkan dalam diri. Dengan kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa akan menyadarkan kita bahwa segala yang ada baik alam semesta maupun isinya adalah bersumber dari Tuhan.Orang yang tidak memiliki  kepercayaan akan merasa ragu, bimbang, khawatir ,serta yang lainnya. Agama adalah sebagai wadah untuk mempercayai dan meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan itu.
          Orang yang percaya akan memiliki kepasrahan dalam dirinya. Sehingga orang tersebut akan memiliki kepastian dalam hidupnya. Meyakini dan mempelajari sifat-sifat Tuhan yang serba maha ,maka kita sebagai manusia akan semakin merasakan dan menyadari bahwa manusia sesungguhnya penuh dengan keterbatasan. Dengan keyakinan terhadap tuhan maka manusia akan dapat memperkecil bahkan menghilangkan rasa egoisme yang sering menyesatkan hidupnya.

2. Kepercayaan terhadap diri sendiri
         Self Confidence atau kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Kepercayaan diri adalah sebuah kondisi dimana individu merasa optimis dalam memandang dan menghadapi sesuatu dalam hidupnya.
      Ciri orang yang percaya diri  yaitu orang yang memiliki kemampuan bekerja yang efektif, bertanggungjawab serta terancana matang dalam mengerjakan tugas dan tujuan masa depan. Tidak terlalu berbeda dari gambaran diatas menyebutkan ciri dari orang yang percaya diri adalah perasaan atau sikap tidak mementingkan diri sendiri, cukup toleransi, tidak memerlukan pengakuan orang lain, selalu optimis dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan. orang yang mempunyai, rasa percaya diri biasanya memiliki sikap berani menghadapi setiap tantangan dan terbuka  terhadap pengalaman - pengalaman baru, berkat keyakinannya atas kemampuannya sendiri tersebut.

3. Kepercayaan terhadap orang lain
           Kepercayaan terhadap orang lain adalah bahwa hati kita berkata jika seseorang selalu dengan amanah menjaga kepercayaan terhadap kita

4. Kepercayaan terhadap pemerintah
               Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Seseorang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang mempunyai hak adalah negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah.






Komentar