Langsung ke konten utama

Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)




Kali ini saya akan share sebuah tema yang membuat saya pribadi penasaran mengenai Artificial Intelligence atau biasa disingkat (AI) yang bahasa indonesianya yaitu kecerdasan buatan. Apa sebenarnya maksud dari kecerdasan buatan ini? bagaimana perkembangannya? serta apa manfaatnya bagi manusia?. Saat ini istilah “AI” menjadi tren dan sedang menjadi pionir di mana-mana. Istilah AI yang kita ketahui biasanya sebuah teknologi yang mutakhir dapat memudahkan pekerjaan manusia terutama dalam bidang ekonomi dan industri. Sementara bagi anak muda, AI erat dikaitkan dengan film-film fiksi sains atau fantasi yang dimana diciptakannya sebuah robot berbentuk menyerupai manusia atau menyerupai bentuk seperti yang ada di film Wall-E yang dapat berbicara dan dapat melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan layaknya manusia.
Padahal AI bukan hanya sekedar robot yang berbentuk menyerupai manusia yang melakukan layaknya manusia juga loh, tetapi bisa menyerupai sistem pakar yang dapat membantu manusia untuk menyelesaikan masalahnya. Berikut ini saya paparkan gaiss..

A.  Sejarah Artificial Intelligence


Sejarah kecerdasan buatan dimulai pada pertengahan 1950-an di AS. Pada konferensi ilmiah di Dartmouth, M. Minsky, J. McCarthy, A. Newell, dan HA Simon adalah yang pertama kali berbicara tentang “kecerdasan buatan”. Definisi yang sering dikutip untuk kecerdasan buatan diberikan oleh salah satu pendiri dari subjek, Marvin Minsky pada tahun 1966 yaitu  “Kecerdasan Buatan adalah ilmu membuat mesin melakukan hal-hal yang akan membutuhkan kecerdasan jika dilakukan oleh manusia.” Jadi, ditentukan bahwa kecerdasan buatan adalah ilmu dan kedua bahwa mesin dapat mengambil alih pekerjaan manusia yang membutuhkan kecerdasan manusia.
Produk pertama kecerdasan buatan adalah pemecah masalah umum dari para peneliti Newell, Shaw, dan Simon dari tahun 1960-an. Perangkat ini bisa memecahkan masalah sederhana. Namun, hasil penelitian aparat tidak dapat digeneralisasikan. Pada akhir 1960-an, program lain ditulis dengan ELIZA. Dalam hal ini, Joseph Weizenbaum, seorang peneliti MIT, menyimulasikan sesi terapi.
Pada tahun-tahun berikutnya ilmu pengetahuan yang masih muda terus dikembangkan, yang dihasilkan oleh MYCIN pada awal tahun 1970-an dalam sistem inovatif lain berdasarkan AI. The MYCIN mampu membantu dokter dengan diagnosa.
Kemajuan sistem dengan kecerdasan buatan telah dipicu oleh kemampuan memori yang terus meningkat dan kinerja prosesor komputer. Sorotan lain adalah superkomputer Deep Blue milik IBM, yang dikembangkan pada tahun 1990-an. Sistem ini tidak lagi hanya berdasarkan masukan manusia, tetapi bisa juga belajar dengan sendirinya. Komputer mampu memainkan permainan catur pada tahun 1997 dengan juara dunia saat itu. Setelah enam pertandingan, komputer menang.
Pembahasan sejarah AI juga tidak bisa dilepaskan dari sosok John McCarthy. Ia disebut-sebut sebagai “Bapak AI”, walaupun eksperimen terkait telah ada sejak komputer diciptakan. McCarthy mendirikan dua lembaga penelitian kecerdasan buatan. Kedua lembaga AI itu adalah Stanford Artificial Intelligence Laboratory dan MIT Artificial Inteligence Laboratory. McCarthy juga merupakan dosen di kedua universitas ternama tingkat internasional tersebut. Di lembaga-lembaga inilah bermunculan inovasi pengembangan AI yang meliputi bidang human skill, vision, listening, reasoning dan movement of limbs. Bahkan Salah satu lembaga yang didirikan itu, Stanford Artificial Intelligence pernah mendapat bantuan dana dari Pentagon untuk membuat teknologi-teknologi luar angkasa.



      B.   Hubungan AI dan kognisi manusia (sebagai mesin berpikir)


Di salah satu sisi ada perdebatan oleh orang-orang yang fanatik terhadap AI bahwa mesin bisa meniru layaknya kognisi pada manusia bahkan memiliki intelektual yang lebih tinggi dibandingkan dengan kognisi manusia itu sendiri. Di sisi lain juga, terdapat orang-orang yang menganggap AI sebagai konsep intelektual yang korup dan meyakini bahwa orang yang yakin atas keberadaan mesin berpikir adalah pemuja yang materialistis. Pikiran manusia adalah murni proses manusia, yang bahkan jika disintesis oleh mesin secara terpisah, tidak akan mampu semuanya diduplikasi oleh program-program AI.
John Searle (1980) seorang filsuf dari Universitas California di Barkeley, menggambarkan ada dua jenis AI yaitu, AI lemah yang bisa digunakan sebagai alat investigasi kognisi manusia, dan AI kuat dimana komputer yang telah diprogram dengan baik memiliki “pikiran” yang bisa memahami apa yang dimaksud oleh manusia terhadap komputer ini.

      C.  Artificial Intelligence terhadap sistem pakar beserta implementasi dari sistem pakar
     a.   Hubungan AI dan sistem pakar


             Sistem Pakar merupakan suatu metode Artificial Intelligence yang berguna untuk meniru cara berpikir dan penalaran seorang ahli dalam mengambil keputusan berdasarkan situasi yang ada.
              Sistem Pakar merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang disediakan sebagai media penasehat atau membantu dalam memecahkan masalah masalah di bidang-bidang tertentu seperti sains, pendidikan, kesehatan, perekayasaan matematika, dan sebagainya. Sebuah system pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi. Sistem Pakar bertujuan untuk membuat keputusan yang lebih cepatdaripada pakar. Dengan adanya system pakar ini, pihak manajemen memperoleh keuntungan mendapatkan pakar tanpa pakar tersebut berada di tempat. Sistem Pakar ini dapat sama atau bahkan dapat melebihi kepakaran manusia, setidaknya dalam konsistensi.

      b. Implementasi dari beberapa contoh sistem pakar
      i.   ELIZA


          ELIZA adalah salah satu sistem Pakar yang dikembangkan pada tahun 1966. Ini adalah program komputer terapis yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT. Pengguna berkomunikasi dengannya sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang terapis.
        Model implementasinya berupa percakapan adanya respons dari komputer yang cenderung “stereotipe”, misalnya dia diprogram untuk merespons beberapa kunci kalimat dengan respons yang hanyalah merupakan transformasi dari kalimat aslinya. Seperti ketika seorang klien mengatakan kata kunci “I’m”, lalu ELIZA merespons dengan mengucapkan “Aku turut bersedih mendengar kamu...”. Jika tidak ada kata kunci yang ditemukan, maka otomatis tidak akan ada respons dari komputer dan isi dari percakapan di layar tersebut kosong. 

   ii  PARRY


              PARRY adalah Sistem Pakar yang dikembangkan di Stanford University oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, Hilf, Webber dan Kreamer pada tahun 1972 yang mensimulasikan seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoid memang ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi komputer dan respon manusia.

      iii. NETtalk


            NETtalk program ini jenisnya cukup bebeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan  NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowki di sekolah medis Harvard dan Rosenberg di universitas Princeton. Dalam program ini, NETtalk membaca tulisan dengan pengucapan yang keras-keras.
              Alurnya yaitu dia menerjemahkan tulisan menjadi fonem-fonem. Setiap unit tulisan yang telah terkirim lalu mengirimkan sinyalnya melalui koneksi yang sudah ditambah ke semua unit-unit tersembunyi, jika seluruh sinyal mampu mencapai unit tersembunyi melewati beberapa ambang pintu, unit tersebut lalu menjadi aktif sebelum mengirim sinyal pada unit modern, dan hasilnya fonem tersebut yang menerima sinyal secara total keseluruhan akan kuat dan dapat merespon orang yang memakainya.   



    D. Penggunaan AI sebagai expert system yang dapat digunakan untuk mendukung sistem pengambilan keputusan
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Adapun pengertian lain yaitu sistem pakar merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas penerapanya. Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu. Berikut ini contoh AI dapat mendukung sistem pengambilan keputusan : 

a.       Prediksi perkembangan nilai pada bursa efek saham


Sistem Pengambilan Keputusan atau SPK yang biasa disingkat jika menggunakan bahasa inggris itu adalah DSS atau Decision Support System adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Jadi, DSS atau SPK ini adalah sebuah sistem yang memberikan pertimbangan kepada bagian manajer sampai ke direktur atau pemilik saham dalam perusahaan, untuk memutuskan sebuah kebijakan tertentu dalam perusahaan.

b.   AHP (Analytical Hierarchy Process)


AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas .L. Saaty. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain, karena yang pertama struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. Yang kedua dapat memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. Yang ketiga dapat memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Contoh AHP dapat digunakan sebagai sistem pengambilan keputusan dalam pemilihan jurusan pada siswa dan siswi SMA, pemilihan merek mobil, dan sebagainya. 

VIDEO MENGENAI AI:



REFERENSI :
Supriadi, A., Rustandi, A., Komarlina, D.H.L., & Ardiani, G.T. (2018). Analytical Hierarchy
Proses. Yogyakarta: Deepublish.

Solso R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. (2008). Psikologi kognitif: edisi kedelapan. Jakarta:
            Erlangga.












Komentar