A.
Mitos
1. Mitos Kyai Sapu Jagat sang Penunggu Kawah Merapi
2. Legenda Asal Mula kota Jambi
Kisah yang terjadi di desa Pinang yang terletak di tepian sungai Batanghari, sebuah sungai besar di Pulau Sumatera. Di desa itu tinggal sepasang kekasih yaitu Sabar dan Kenanga, sepasang kekasih ini memiliki seorang anak perempuan bernama Pinangmasak yang cantik, lincah, dan cerdas. Pemuda bernama Sabar ini memiliki impian ingin membuat sebuah dermaga untuk mempermudah pedagang-pedagang dari Jawa membeli hasil perkebunan desa Pinang yang berupa buah Pinang maka dari itu ia ingin memusyawarahkan hal ini kepada penduduk-penduduk di desa itu dan hal ini disetujukan dengan penduduk desa dan akhirnya bergotong-royong membuat dermaga yang terbuat dari ijuk atau sabut kelapa dan menganyamnya menjadi tali yang panjang sehingga akhirnya semakin banyak pedagang-pedagang yang berdatangan ke desa itu yang ingin menjual hasil alam desa itu dan semakin banyak pula pendatang-pendatang dari luar desa yang menetap di desa itu sehingga Sabar diangkat oleh penduduknya sebagai kepala desa dan seterusnya berkat jasanya dalam keamanan hasil bumi diangkat lagi menjadi seseorang yang lebih berwibawa yaitu walinegeri dan membangun sebuah istana. Setelah diangkat menjadi walinegeri.
Mitos
adalah cerita antara manusia dan dewa-dewa atau dari dewa-dewa itu sendiri
berdasarkan hasil kepercayaan manusia atau pengalaman yang berasal dari alam
pikiran bawah sadar manusia yang dapat membangun nilai dan norma demi
menciptakan kepatuhan agar manusia tidak melakukan tindakan tertentu yang
membahayakan alam maupun manusia itu sendiri. Dalam bahasa modern, mitos adalah
manipulasi alam pikiran manusia yang dituturkan guna menjadi dukungan atau
sebuah kesepakatan dalam persepsi yang sama yakni pencitraan.
B. Legenda
Legenda
adalah cerita magis yang mengaitkan tokoh manusia, peristiwa, latar serta alur
yang seolah-olah nyata di kehidupan manusia dan berkaitan dengan sejarah kehidupan seseorang
maupun daerah setempat pada zaman dahulu.
C. Contoh
Mitos dan Legenda
1. Mitos Kyai Sapu Jagat sang Penunggu Kawah Merapi
Ada
suatu kisah pada tahun 1587, terjadi Pertempuran Prambanan antara pasukan
Mataram dan pasukan Pajang. Pertempuran ini berawal dari ketika Pajang di bawah
pimpinan langsung Sultan Hadiwijaya bermaksud menghukum Senopati Ing Ngalaga
yang sudah tiga tahun menolak menghadap ke keraton Pajang. Jika Senopati tidak
menghadap ke Pisowanan Agung selama tiga tahun berturut-turut, maka praktis
akan diketahui oleh para Bupati taklukan Negara Gung Pajang lainnya. Hal ini,
dinilai bahwa Senopati melawan Sultan dan memutuskan untuk menghukum Senopati
di Mataram dan melakukan penyerbuan terhadap pasukan Mataram yang ketika itu
pasukan Mataram hanya memiliki seribu orang beda dengan pasukan Pajang yang
lebih banyak 10 kali lipat. Pertempuran hari pertama di gerbang Randu Gunting, Mataram
diserbu oleh Pajang seketika itu Pajang dihajar oleh Mataram dengan panah,
tombak, dan senjata api.
Untuk
memudahkan penyerangan ini Senopati minta bantuan “Pacar”-nya yang setia yaitu
Ratu Kidul untuk memberitahukan hal ini kepada paman Ratu Kidul agar meminta bantuan
gurunya Kyai Sapu Jagat salah satu penguasa Merapi penunggu kawah Merapi yang
sudah lama berguru dan melakukan komunikasi yang penuh misteri antara keduanya
dengan para tokoh dari “dunia lain” yang konon katanya ada di keraton merapi itu
menurut paman dari Ratu Kidul. Pada sekitar selepas maghrib dalam situasi yang
gelap gulita awan berarak-arak dan merapi meletus dahsyat dan pada saat itu
pula pasukan pajang kewalahan dalam melakukan pertempuran terhadap Mataram dan
akhirnya kekuasaan kerajaan Sultan Pajang berakhir sehingga Senopati Ing
Ngalaga menjadi mitos seolah-olah dialah yang menjadi penguasa gunung Merapi
yang sebenarnya semua berkat bantuan Kyai Sapu Jagat yang mitosnya dia
sesungguhnya penguasan merapi sebagai jabatannya penunggu kawah merapi yang
hingga saat ini setiap setahun sekali Keraton Yogyakarta mengadakan ritual
labuhan yang dipersembahkan kepadanya demi menjaga kemarahannya.
2. Legenda Asal Mula kota Jambi
Kisah yang terjadi di desa Pinang yang terletak di tepian sungai Batanghari, sebuah sungai besar di Pulau Sumatera. Di desa itu tinggal sepasang kekasih yaitu Sabar dan Kenanga, sepasang kekasih ini memiliki seorang anak perempuan bernama Pinangmasak yang cantik, lincah, dan cerdas. Pemuda bernama Sabar ini memiliki impian ingin membuat sebuah dermaga untuk mempermudah pedagang-pedagang dari Jawa membeli hasil perkebunan desa Pinang yang berupa buah Pinang maka dari itu ia ingin memusyawarahkan hal ini kepada penduduk-penduduk di desa itu dan hal ini disetujukan dengan penduduk desa dan akhirnya bergotong-royong membuat dermaga yang terbuat dari ijuk atau sabut kelapa dan menganyamnya menjadi tali yang panjang sehingga akhirnya semakin banyak pedagang-pedagang yang berdatangan ke desa itu yang ingin menjual hasil alam desa itu dan semakin banyak pula pendatang-pendatang dari luar desa yang menetap di desa itu sehingga Sabar diangkat oleh penduduknya sebagai kepala desa dan seterusnya berkat jasanya dalam keamanan hasil bumi diangkat lagi menjadi seseorang yang lebih berwibawa yaitu walinegeri dan membangun sebuah istana. Setelah diangkat menjadi walinegeri.
Pinangmasak
tumbuh menjadi seorang remaja yang angkuh, dan tidak tahu sopan santun terhadap
masyarakat karena sang ayah yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai walinegeri
sehingga tidak menyempatkan anaknya mengajarkan pendidikan budi pekerti dan
kebutuhan materil yang selalu dipenuhi oleh orang tuanya sehingga menjadi
seorang remaja yang manja. Dengan penduduk yang merasa terganggu dengan sikap
Pinangmasak, akhirnya sang ayah sebagai walinegeri memerintahkan sang juru
tulis untuk membuat surat pengumuman untuk mencarikan guru khusus untuk
Pinangmasak agar menjadi putri yang baik budi pekertinya dan seorang pemuda
bernama Mahisa Anabrang dari kerajaan singasari bersedia menjadi guru untuk Pinangmasak
dan dari hasil didikannya itu dapat dengan cepat merubah budi pekerti
pinangmasak sehingga ayah dan ibunya bahagia.
Suatu ketika, ada dua putra anak dari dua
walinegeri yang berasal dari dua negeri yang ingin melamar Pinangmasak yang
cantik dan anggun, tetapi Pinangmasak tidak suka dengan keduanya yang akhirnya
meminta bantuan dari gurunya untuk membuat sayembara yaitu dua orang putra itu
harus dapat membuat masing-masing sebuah istana pengantin untuk Pinangmasak
dengan waktu pengerjaannya sehari semalam yang akhirnya tidak ada yang dapat
menyelesaikan istana itu, karena pada tengah malam hujan turun. Salah satu
putra itu menyimpan dendam yang mendalam kepada desa itu yang disebabkan bahwa
hal ini semua permainan tuan rumah dan besoknya para prajurut dari negeri
sebelah menculik Pinangmasak dan ibunya di istana walinegeri negeri sebelah dan
dibebaskan oleh pemuda bernama Anggara yang adalah keponakannya Mahisa Anabrang
dan akhirnya ayah Pinangmasak menikahkan Anggara dan Pinangmasak yang telah
membebaskan Pinangmasak dan ibunya, Anggara yang sebelumnya ia seorang utusan
singasari di bidang perdagangan diangkat menjadi Syahbandar negeri Pinang, karena
telah diketahui banyak pedagang dari Jawa yang ingin menjalin hubungan dagang
dengan daerah ini yang jika ditanya nama kota ini belumlah ada, lalu ada
penduduk yang mengusulkan dinamakan kota “Jambe”
yang akhirnya diganti menjadi nama “Jambi”
agar lebih mudah mengucapnya.
Daftar
Pustaka :
- Subiyanto, Ibnu. 2016. Melacak Mitos Merapi : Peka membaca bencana, kritis terhadap kearifan lokal. Yogyakarta : Jogja Bangkit Publisher.
- Soekardi, Yuliadi. 2006. Asal Mula Kota Jambi. Bandung : Pustaka Setia.
Komentar
The casino no deposit bonus 2020: Get a 다 파벳 모바일 free casino xbet bonus 2020: Get a free casino bonus 토토사이트목록 2020: Get a free casino bonus 2020: Get 랜덤 룰렛 a 메이저바카라 free casino bonus 2020: Get a